Sudah lama banget bertahun-tahun ga pernah buka blog ini...bahkan kebiasaan menulispun hampir punah... Tuntutan kerja yang banyak menghabiskan waktu...lagi lagi urusan finansial untuk keluarga.. Insya allah nanti akan saya menulis kembali .... Do'akan para sahabat semoga sehat- sehat selalu. Mudahkan mencari rizki...
Rabu, 08 November 2017
Rabu, 23 November 2011
Sejarah berdirinya kabupaten tuban
SEJARAH BERDIRINYA KABUPATEN TUBAN
Tersebutlah kisah, tatkala itu Raden Aryo Dandang Wacono sedang membuka lahan dan dia mencangkul lahan yang masih berupa hutah Bambu yang bernama Papringan. Tanpa diduga-duga sebelumnya muncullah sebuah keajaiban dengan keluarnya air yang di dalam istilah Jawa disebut “metu” dan “banyune”, dan jika dirangkai menjadi “TUBAN”. Akhirnya tanah yang baru dibuka tersebut dinamakan TUBAN.
Peristiwa itu oleh Raden Aryo Dandang Wacono dijadikan sebagai awal tonggak sejarah dalam mmeberi tanah tersebut dengan sebutan TUBAN, dan selanjutnya kita kenal dengan nama Kabupaten Tuban. Sementara itu sejarah adanya pemerintahan kabupaten Tuban diawali pada zaman Majapahit, tepatnya ketika peristiwa agung pelantikan Ronggolawe untuk menjadi Adipati Tuban pertama oleh Raja Majapahit Raden Wijaya. Peristiwa pelantikan itu dilaksanakan pada tanggal 12 Nopember 1293 yang pada akhirnya oleh pemerintah kabupaten tuban 12 Nopember dijadikan sebagai hari jadi kabupaten Tuban.
Selasa, 08 September 2009
Paguyuban Warga Tuban di Jakarta ( PAWARTA )
Dari proses tersebut timbulah rasa persaudaraan yang besar karena jauh dari tempat asal dan sanak keluarga,maka muncullah berbagai paguyuban - paguyuban yang menjalin rasa kekeluargan dan gotong-royong,terutama dari daerah - daerah di tanah jawa.
PAWARTA salah satu paguyuban kekeluargaan bagi masyarakat Tuban di jakarta yang sampai sekarang masih Exist dengan berbagai kegiatanya. Paguyuban warga tuban ini resmi menjadi PAWARTA sekitar tahun 1996, ketuanya Ir. Hery Andryanto,kegiatan yang rutin dilaksanakan salah satunya yaitu Halal Bihalal,acaranya diadakan sebulan setelah lebaran..Pada tahun 2006,2007 bertempat di wisma diklat BRI,kemaren 2008 halal bihalal di adakan di gedung serbaguna Halim Perdana Kusuma,Tampak di gambar,salah satunya acara halal bihalal 2008 Paguyuban Warga Tuban Jawa-Timur.
Bila kita termasuk salah satu warga tuban bisa ikut bergabung bersama warga yang lain dalam tiap acara halal bihalal, siapa tahu ketemu temen - temen lama dikampung skalian reunian serta memperbanyak,mempererat tali silaturrahmi sesamanya...
Acara - acara pada halal bihalal PAWARTA selalu ramai peserta,disamping reunian dan silaturahmi dengan orang-orang dari desa atau kecamatan lain ..seperti senori,bangilan,palang,merakurak,jenu,bulu,tuban kota,kerek,Tambakboyo kita bisa mencicipi hidangan khas Tuban jawa -timur,yang tak pernah kita jumpai di jakarta..seperti cumi-cumi,ikan pari panggang,Nasi jagung(sego jagung)plus pelas dan tak lupa minuman legen. Pokonya wuenak banget..Muantep
Sekretariat PAWARTA TUBAN
Komplek Pejaten Elok Blok E No.11
Jl. Amil Pejaten Barat, Jakarta Selatan 12510
Telp. (021) 68853305. 085286007445. Fax: (021) 7702272
E-mail: pawartatuban@yahoo.com
Senin, 15 Juni 2009
Aksara Jawa Classic ( Ha Na Ca Ra Ka )
Pada bentuknya yang asli, aksara Jawa Hanacaraka ditulis menggantung (di bawah garis), seperti aksara Hindi. Namun demikian, pengajaran modern sekarang menuliskannya di atas garis.
Aksara Jawa Hanacaraka memiliki 20 huruf dasar, 20 huruf pasangan yang berfungsi menutup bunyi vokal, 8 huruf "utama" (aksara murda, ada yang tidak berpasangan), 8 pasangan huruf utama, lima aksara swara (huruf vokal depan), lima aksara rekan dan lima pasangannya, beberapa sandhangan sebagai pengatur vokal, beberapa huruf khusus, beberapa tanda baca, dan beberapa tanda pengatur tata penulisan (pada).
- ha na ca ra ka
- da ta sa wa la
- pa dha ([dha]) ja ya nya ([ɲa])
- ma ga ba tha ([ʈa]) nga ([ŋa])
Huruf pasangan (pasangan)
Pasangan dipakai untuk menekan vokal konsonan di depannya. Sebagai contoh, untuk menuliskan mangan sega akan diperlukan pas
angan untuk "se" agar "n" pada mangan tidak bersuara. Tanpa pasangan "s" tulisan akan terbaca manganasega.
Tatacara penulisan Jawa Hanacaraka tidak mengenal Spasi, sehingga penggunaan pasangan dapat memperjelas kluster kata.
Berikut ini adalah daftar pasangan:
Huruf utama (aksara murda)
from : www.id.wikipedia.org
Selasa, 21 April 2009
Asal - Usul Tuban Jawa Timur
Tuban disebut sebagai salah satu kota pelabuhan utama di pantai Utara Jawa yang kaya dan banyak penduduk Tionghoanya. Orang Cina menyebut Tuban dengan nama Duban atau nama lainnya adalah Chumin. Pasukan Cina-Mongolia (tentara Tatar), yang pada th. 1292 datang menyerang Jawa bagian Timur (kejadian yang menyebabkan berdirinya kerajaan Majapahit) mendarat di pantai Tuban. Dari sana pulalah sisa-sisa tentaranya kemudian meninggalkan P.Jawa untuk kembali ke negaranya6 (Graaf, 1985:164). Tapi sejak abad ke 15 dan 16 kapal-kapal dagang yang berukuran sedang saja sudah terpaksa membuang sauh di laut yang cukup jauh dari garis pantai. Sesudah abad ke 16 itu memang pantai Tuban menjadi dangkal oleh endapan lumpur. Keadaan geografis seperti ini membuat kota Tuban dalam perjalanan sejarah selanjutnya sudah tidak menjadi kota pelabuhan yang penting lagi (Graaf, 1985:163).Untuk mengurangi kesimpang siuran tentang hari jadi kota Tuban Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tuban (waktu itu dijabat Drs. Djoewahiri Martoprawiro), menetapkan tanggal 12 Nopember 1293 sebagai hari jadi kota Tuban7. Panitia kecil yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Tuban waktu itu memberi alasan bahwa ditetapkannya tanggal tersebut karena bertepatan dengan diangkatnya Ronggolawe sebagai Adipati Tuban. Ronggolawe dianggap sebagai pahlawan bagi rakyat Tuban, dan dianggap sebagai Bupati pertama Tuban. Seperti halnya dengan kota-kota lain di Jawa pada umumnya sumber sejarah kota Tuban sangat sulit didapat. Bahan tulisan yang ada penuh dengan campuran antara sejarah dan legenda. Buku “Babad Tuban” yang ditulis oleh Tan Khoen Swie (1936)
Letaknya sumber air bersih tersebut (Sumur Srumbung) berjarak kurang lebih 10 m dekat pantai, tapi sumur (sumber air) tersebut tetap tawar dan segar,sumur srumbung ini dikisahkan bebas jejak perdebatan antara pendeka dari china dengan sunan Bonang, yang pada akhirnya sunan bonan menancapkapkan tongkatnya di bibir pantai yang akhirnya keluar air yang tawar..yang sekarang hampir hilang terkena abrasi yang diakibatkan gelombang laut yangterus mengikis bibir pantai utara tanah jawa.
Sumber lain tentang sejarah dan legenda tentang kota Tuban lihat: Soeparmo, R. (1983), Tujuh Ratus Tahun Tuban, dan buku: Hari Jadi Tuban (1987), Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban.
Tuban, yang kalau dilihat dari arah laut, seolah-olah seperti batu putih yang terapung (watu kambang putih dalam bahasa Jawa). Sumber ini didapat dari buku : Soeparmo, R. (1983), Tujuh Ratus Tahun Tuban, dan buku Hari Jadi Tuban (1987), Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban.
Laporan Ma Huan yang mengiringi Cheng Ho dalam pelayaran ke 3 (1413-1415), mencatat bahwa kalau orang Cina pergi ke jawa, kapal-kapal lebih dulu sampai ke Tuban, baru kemudian meneruskan perjalanannya ke Gresik, kemudian dilanjutkan ke Surabaya, baru dari sana menuju ke pusat kerajaan Majapahit (di daerah sekitar Mojokerto sekarang) dengan memakai perahu kecil lewat sungai Brantas. (dikutip dari :Ying Yai Sheng Lan dalam buku Nusa Jawa, Denys Lombard Jilid 3)
Jumat, 17 April 2009
Silsilah Ronggolawe
Kisah Pemberontakan Sang Ronggolawe
Selain itu Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe dengan jelas menceritakan bahwa pemberontakan Ranggalawe terjadi pada masa pemerintahan Raden Wijaya, bukan Jayanagara. Fakta lain menunjukkan, nama Arya Wiraraja dan Arya Adikara sama-sama terdapat dalam prasasti Kudadu tahun 1294, namun kemudian keduanya sama-sama tidak terdapat lagi dalam prasasti Sukamreta tahun 1296. Ini pertanda bahwa Arya Adikara alias Ranggalawe kemungkinan besar memang meninggal pada tahun 1295, sedangkan Arya Wiraraja diduga mengundurkan diri dari pemerintahan setelah kematian anaknya itu. Jadi, kematian Ranggalawe terjadi pada tahun 1295 bertepatan dengan pengangkatan Jayanagara putra Raden Wijaya sebagai raja muda.
Dalam hal ini pengarang Pararaton tidak melakukan kesalahan dalam menyebut tahun, hanya saja salah menempatkan pembahasan peristiwa tersebut. Sementara itu Nagarakretagama yang dalam banyak hal memiliki data lebih akurat dibanding Pararaton sama sekali tidak membahas pemberontakan Ranggalawe. Hal ini dapat dimaklumi karena naskah ini merupakan sastra pujian sehingga penulisnya, yaitu Mpu Prapanca merasa tidak perlu menceritakan pemberontakan seorang pahlawan yang dianggapnya sebagai aib.Pertempuran Pararaton mengisahkan Ranggalawe memberontak terhadap Kerajaan Majapahit karena dihasut seorang pejabat licik bernama Mahapati. Kisah yang lebih panjang terdapat dalam Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe. Pemberontakan tersebut dipicu oleh ketidakpuasan Ranggalawe atas pengangkatan Nambi sebagai rakryan patih. Menurut Ranggalawe, jabatan patih sebaiknya diserahkan kepada Lembu Sora yang dinilainya jauh lebih berjasa dalam perjuangan daripada Nambi. Ranggalawe yang bersifat pemberani dan emosional suatu hari menghadap Raden Wijaya di ibu kota dan langsung menuntut agar kedudukan Nambi digantikan Sora. Namun Sora sama sekali tidak menyetujui hal itu dan tetap mendukung Nambi sebagai patih. Karena tuntutannya tidak dihiraukan, Ranggalawe membuat kekacauan di halaman istana. Sora keluar menasihati Ranggalawe, yang merupakan keponakannya sendiri, untuk meminta maaf kepada raja. Namun Ranggalawe memilih pulang ke Tuban. Mahapati yang licik ganti menghasut Nambi dengan melaporkan bahwa Ranggalawe sedang menyusun pemberontakan di Tuban. Maka atas izin raja, Nambi berangkat memimpin pasukan Majapahit didampingi Lembu Sora dan Kebo Anabrang untuk menghukum Ranggalawe. Mendengar datangnya serangan, Ranggalawe segera menyiapkan pasukannya. Ia menghadang pasukan Majapahit di dekat Sungai Tambak Beras. Perang pun terjadi di sana. Ranggalawe bertanding melawan Kebo Anabrang di dalam sungai. Kebo Anabrang yang pandai berenang akhirnya berhasil membunuh Ranggalawe secara kejam.
Melihat keponakannya disiksa sampai mati, Lembu Sora merasa tidak tahan. Ia pun membunuh Kebo Anabrang dari belakang. Pembunuhan terhadap rekan inilah yang kelak menjadi penyebab kematian Sora pada tahun 1300.